Bila obat kimia mengobati penyakit dengan menekan gejala dan langsung membunuh biang keladinya (bakteri, virus, jamur, dll), efek jamu memakan waktu lebih lama karena lebih bersifat merangsang dan memberdayakan sistem pertahanan tubuh. Misalnya, saat kita demam karena flu; jika makan obat kimia, obat akan bekerja secara langsung menurunkan demam. Sedangkan jamu akan membangun sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi. Mekanisme itulah yang secara tidak langsung akan menurunkan demam. Meskipun demikian, jamu juga dapat meredam gejala.
Beberapa jamu mengandung herba yang memiliki senyawa aktif berkhasiat tertentu. Senyawa aktif tersebut bekerja mirip obat kimia, seperti mengatasi peradangan (antiinflamasi), melancarkan air seni (diuretik), menghilangkan rasa sakit (analgesik), dan membunuh bakteri (antibakteri). Bedanya, reaksi jamu dalam meredam gejala mungkin tidak sekuat obat kimia, sehingga memerlukan waktu lebih lama dan harus dikonsumsi dengan dosis khusus. Karena waktu yang dibutuhkan oleh obat herbal jauh lebih lama untuk menghasilkan efek yang dibutuhkan, banyak produsen obat jamu menambahkan bahan kimia obat kedalam produksi jamu untuk mempercepat terjadinya efek pengobatan. Berikut ini 9 obat kimia di balik “kemanjuran” jamu palsu. Baca lebih lanjut →