Category Archives: Perenungan

Palestina Menggugat

Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Hal Yang Tersisa Dari Sebuah Ujian

Terkadang Allah Azza wa Jalla dengan segala hikmah yang ada padaNya menyisakan sedikit dari suatu musibah yang telah dijalani hambaNya. Ini hendaknya bisa diambil sebagai pelajaran agar pada saat berhasil melai segala ujian itu makin bertambah segala kesyukuran baginya. Selain itu juga sebagai pengingat agar jangan sampai lupa diri bahwa pada suatu masa dan saat titik tertentu ia pernah mengalami suatu kesulitan.

Salah satu sifat manusia kadang terlupa dengan kesulitan yang pernah dihadapinya dikala ia telah berada dalam kelapangan dan menikmati segala jerih payah yang telah dilakukannya, padahal semua itu ia peroleh bukan karena ia hebat akan tetapi dengan segala kelemahannya ia telah di tolong oleh Allah Azza wa Jalla.

Maka dengan melihat bekas bekas ujian itu akan kembali membuat kita sadar dan hendaknya lebih banyak bersyukur bahwa Allah Azza wa Jalla tidak akan pernah meninggalkan kita dan ujian itu sesuai dengan kadar kemampuan kita, dengan keyakinan bahwa setiap masalah akan ada penyelesaiannya. Kadang seolah persolan itu sangat pelik dan tidak ada solusi, maka yakinlan pada saat itu secara hakikat ujian itu akan segera memperoleh pemecahan masalah. Bukankan setelah mencapai puncak segala sesuatu akan kembali menurun, sebagaimana ditengah titik terpekatnya malan maka setelah pada titik itu tidak lama lagi akan terbit fajar. Sebab secara sunnatullah setelah kesulitan akan datang kemudahan dan sugguh kemudahan itu bersama dengan ujian itu. Sehingga semakin yakin kita ibarat sebuah gembok tidak akan dibuat tanpa kuncinya.

Tinggalkan komentar

Filed under Bahan Kuliah, Perenungan

Kisah Cinta Yang Sangat Mengharukan

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Akhir Yang Baik

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Indahnya Saling Berbagi

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

ADA CINTA DIBALIK UJIAN

Bila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memberinya cobaan. Supaya Allah mendengar rintihan doanya.

Ujian atau cobaan pada hakikatnya tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia. Sebab, hidup adalah tentang ujian itu sendiri.

Bagi orang-orang yang beriman, ujian adalah bentuk kasih sayang dan kecintaan Allah padanya. Allah tak ingin hamba-Nya menjauh.

Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Selamat Jalan Wahai Guru Kami KH. Mansur Salim rahimahullah

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

KUTITIPKAN HATI INI

Semakin kamu menitipkan hatimu kepada Allah, maka semakin luas hatimu dengan keikhlasan

Yang perlu kamu ingat, bahwa Allah tak akan pernah membuatmu bersendirian. Sementara yang kamu hadapi bukanlah masalah yang kecil

Allah akan selalu membersamaimu. Tak akan pernah meninggalkanmu walau sedetik. Yang perlu kamu lakukan untuk saat ini adalah menitipkan hatimu hanya kepada Allah semata

Jika kamu lakukan itu, maka tak akan ada kecewa. Jika kamu percaya itu, maka tak akan ada rasa sakit hati

Apa yang membelenggumu saat ini, bisa dipastikan karena kamu tidak mengikhlaskan hati semata karena Allah. Sebab, jika hatimu hanya dititipkan kepada-Nya, maka tak akan ada masalah

Titipkanlah hatimu kepada Allah sepenuhnya. Niscaya sesuatu yang memberatkan itu akan segera sirna. Sungguh bila hatimu senantiasa kamu dekatkan dengan Allah maka pasti hal seberat apapun yang menyapamu tidak akan pernah membuatmu lemah dengan rasa sakit

Titipkan segala keluh kesah hanya kepada Allah. Karena dengan sebab itu, hatimu akan ikhlas dan lapang, tak
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)

Truncated From : Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ)

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Hakikat Cinta Sejati

Cinta

Cinta itu adalah angin
yang berhembus lembut pada jiwa

Cinta itu adalah air
yang mengalir menyusur setiap asa

Cinta itu adalah karsa
menggelora membentang samudera

Cinta itu adalah api
Membakar angkara murka

Cinta itu adalah Makkah
Sumbu iman bagi semesta

Cinta adalah Madinah
Tanda mata Sang Nabi tercinta

Cinta itu adalah Al Aqsha
Gerbang langit menembus Sidratul Muntaha

Cinta itu adalah padi
yang merunduk pasrah
Memberi dan tak harap menerima

Cinta itu adalah tawa
Indah negeri khatulistiwa
yang bersih para penista

Penebar fitnah , pembawa petaka

Cinta itu adalah Diponegoro sang perwira,
Menapak langkah setia
Dari Jawa merajut asa
Tinggalkan tahta demi cita-cita
dari penjara hingga menutup mata
Di negeri para panglima

Cinta itu adalah Karaeng Galesong
Permata Gowa yg berkelana di tanah Jawa
Tumenanga ri Tappa’na

Cinta itu adalah hijrah
para pemuda
Rela tinggalkan gemerlap dunia
Senyap dalam bahagia
Larut dalam tasbih semesta

Cinta itu adalah bintang- bintang Nusantara
Menebar cahaya intan permata
Hingga pelosok negeri tercinta
Kalam Ilahi merasuk di dada

Cinta itu adalah lingkar – lingkar halaqah yang basah tetesan air mata khasyah

Cinta itu adalah fikrah yang tajam membelah
Setiap problema dan prahara

Cinta itu adalah
rasa nyata untuk saudara
Pada setiap duka nestapa
Menghapus tetes air mata

Cinta itu adalah
Detik- detik bermakna
Ayah bunda
Hadir tuk buah hati belaian jiwa
Melepas jerat segenggam layar kaca

Cinta itu adalah
Asa yang tak pernah menyerah
Membangun adab paripurna
Mengeja bahagia
Pada kitab perjuangan tak kenal lelah

Cinta itu adalah setia ,
pada negeri dan bangsa
Karena ianya hanya karena Sang Pencipta.

Cinta itu adalah Wahdah
Yang hadir untuk Indonesia
Hingga ayat – ayat terindah
Bertahta di setiap jiwa

( SELAMAT muktamar ke Empat , Wahdah Islamiyahku.

Warga yang setia , Muhammad Ikhwan Jalil. Rabiul awal 1443 H )

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Sebuah Perenungan

JANGAN KHAWATIRKAN APA YANG SUDAH DITANGGUNG ALLAH

Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat.
Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah.

Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan.
Ternyata ia hanya pandai menutupinya dengan mensyukuri.

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian.
Ternyata ia begitu menikmati badai hujan dalam kehidupannya.

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna.
Ternyata ia hanya berbahagia menjadi apa adanya.

Aku melihat hidup tetanggaku beruntung.
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung.

Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui.
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmat-Mu.
Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini.

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allahu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapan-Nya.
Hanya aku lah yang masih saja mengufuri nikmat suratan Ilahi.

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain.
Mungkin aku tak tahu di mana rezekiku. Tapi rezekiku tahu di mana diriku.
Dari lautan biru, bumi, dan gunung, Allah ﷻ telah memerintahkannya menuju kepadaku.
Allah ﷻ menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku.
Amatlah keliru bila bertawakal rezeki dimaknai dari hasil bekerja.
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya.

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda.
Manusia membanting tulang demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati.
Mereka lupa bahwa hakikat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya.

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita.
Allah menaruh sekehendak-Nya.
Diulang bolak balik 7 kali Shafa dan Marwa, tapi Zamzam justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail ‘alayhissalam

Ikhtiar itu perbuatan.
Rezeki itu kejutan.
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakikat rezeki akan ditanya kelak.
“Darimana dan digunakan untuk apa?”
Karena rezeki hanyalah ”Hak Pakai,” bukan”Hak Milik”.

Halalnya saja dihisab, dan haramnya diazab!
Maka aku tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain.
Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri pada takdir kematiannya.
Astaghfirullah.

✍🏻 Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan

Untukmu Para Ayah

Tinggalkan komentar

Filed under Perenungan