Category Archives: Fitoterapi

Anti-Inflammatory Effect of Beta-Beta Wood Ethanolic Extract (Lunasia amara Blanco) in Mice Model of Rhemathoid Arthritis

wp_ss_20161115_0002

Download full article

Tinggalkan komentar

Filed under Fitoterapi

Garlic: Benefits of plant garlic cloves

Tinggalkan komentar

Filed under Fitoterapi

Classification of Herbs

Introduction

The most important part of herbology is the combining of herbs to make effective remedies, yet it is the least understood. Part of the reason for this lack is the understanding the the lack of an effective classification system for herb use. Many systems have been tried, some classifying by plant part or by humoral theories or by botanical family or by color and morphology.

Regardless of the particular system used, however, it is apparent that herbs fall generally into five major categories based on their active constituents. These are: Aromatic (volatile oils), Astringents (tannins), Bitter (phenolic compounds, saponins, and alkaloids), Mucilagnious (polysacharides), and Nutritive (food stuffs). Baca lebih lanjut

1 Komentar

Filed under Fitoterapi

Beberapa Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh,membran dinding sel, pembuluh darah, basa DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit (Subeki 1998). Suatu tanaman dapat memiliki aktivitas antioksidanapabila mengandung senyawaan yang mampu menangkal radikal bebas seperti fenol dan flavonoid.

Reaksi DPPH

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan antara kandungan fenol, flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian Kao et al. (2007) menunjukkan bahwa kandungan fenol dan flavonoid dalam blackberry berbanding lurus dengan aktivitas antioksidan. Sementara Khamsah et al. (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa aktivitas antioksidan tidak hanya bergantung pada kandungan total fenol tetapi juga dipengaruhi oleh senyawa lain, seperti asam ursolat, asam betulinat, dan asam oleat yang terdapat dalam Orthosiphon stamineus.

Baca lebih lanjut

23 Komentar

Filed under Fitoterapi, Metabolit Sekunder

The Various Types Of CAM Therapies

Complementary and Alternative Medication (CAM) modalities are numerous. Some of them are more accepted by the traditional Western medicine (the allopathic medicine) than others are. Alternative medicines are those that are practiced in isolation from allopathic medicine. In some cases, alternative medicine practitioners may even discourage the patients from seeking other forms of treatments, and in particular, they discourage the use of allopathic treatments. Complementary medicines, on the other hand, are those that are used along with allopathic treatment. These modalities are often suggested by the allopathic practitioners to supplement the medications the patient is taking. In general, complementary modalities are less dangerous to use than alternative ones due to the fact that primary care practitioners are aware of situation in which their patients are using them, and they are used to complement the medical interventions the patient is receiving.

Baca lebih lanjut

1 Komentar

Filed under Fitoterapi

Ilmu Pengobatan Herbal

Fitokimia hanyalah salah satu cabang dari herbal medicine. Pengetahuan tentang herbal medicine itu meliputi  Fitokimia, Fitofarmasi, Fitofarmakologi, dan Fitoterapi.

Fitokimia

Adalah studi tentang kimia tumbuhan. Tujuannya adalah mengidentifikasi komposisi kimia tumbuhan ciri-ciri spesifiknya, dan memberikan gambaran tentang konstituen2  kimia dengan  efek yang mungkin menarik secara farmakologi.

Baca lebih lanjut

5 Komentar

Filed under Fitoterapi

Sejarah Penggunaan Tumbuhan Obat

Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah sejak berlangsung ribuan tahun yang lalu. Para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum masehi telah menggunakan tanaman obat-obatan. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ebers.

Papyrus Ebers [Sumber : Klik di sini]

Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (466 tahun sebelum masehi), Theophrastus (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios Dioscorides (100 tahun sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Tetapi penggunaan belum terdokumentasi dengan baik. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Baca lebih lanjut

2 Komentar

Filed under Fitoterapi

Tanaman Obat Di Indonesia

Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia.Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.  Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun temurun dan mengakar kuat di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisonal tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di hutan tropis Indonesia terdapat 30.000 spesies tumbuhan.  Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional.

Baca lebih lanjut

1 Komentar

Filed under Fitoterapi

Tumbuhan Antidiabetes

Beberapa tanaman obat telah diteliti secara ilmiah mengenai mekanisme aktifitas sebagai antidiabetes, meliputi aktifitas sebagai inhibitor α-glukosidase, menginduksi sekresi insulin dan memperbaiki fungsi insulin. Beberapa tanaman obat tersebut ada yang memiliki mekanisme pertama, kedua, ketiga atau memiliki semua mekanisme di atas. Contoh tanaman yang memiliki aktifitas sebagai inhibitor α-glukosidase adalah Pinus desiflora, Salacia oblonga, S. reticulata, S. prinoides, Aloe vera. Contoh tanaman obat dengan aktfitas merangsang produksi insulin adalah Alium sativum, A. Cepa, Tinospora crispa, Scoporia dulcis. Contoh tanaman obat yang memperbaiki fungsi insulin adalah Ipomeae batatas, Coscinium fenestatum, Androgaphis paniculata.

Baca lebih lanjut

Tinggalkan komentar

Filed under Fitoterapi

Metode Penapisan (Screening) Bahan Alam

Pendahuluan

Keadaan industri farmasi di tengah pasar obat di Indonesia merupakan suatu ironi. Di satu pihak jumlah industri farmasi nasional mempunyai angka yang besar, yaitu 224 industri farmasi yang menghasilkan kapasitas produksi sebesar 3% dari total kapasitas seluruh dunia. Dilain pihak, pasar farmasi Indonesia hanya 0,2% dari total pasar seluruh dunia. Sebagai contoh pada tahun 1997 pasar farmasi dunia bernilai US dollar 297 milyar dengan pertumbuhan 7,1% dan disuplai oleh 7.000 perusahaan farmasi. Pasar lokal Indonesia yang disuplai oleh 224 perusahaan hanya mencapai penjualan senilai US dollar 1.2 milyar. Gambaran ini menunjukkan tidak efisiennya pabrik farmasi di Indonesia.

Konsumsi obat perkapita di Indonesia memang sangat rendah, bahkan termasuk yang paling rendah di Asia. Data WHO tahun 1996 menunjukkan angka USD 5, jauh di bawah Malaysia yang USD 12 atau Singapura yang USD 42. Selain itu menguatnya nilai dollar telah menyebabkan harga obat melonjak drastis sekaligus menurunkan daya beli masyarakat. Akibatnya bagi masyarakat, obat semakin sulit dijangkau, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat yang lain, semakin terpuruknya industri farmasi Indonesia, dalam hal profitabilitas, dan likuiditas serta semakin membengkaknya idle capacity yang tersedia.

Baca lebih lanjut

5 Komentar

Filed under Fitoterapi

Classification of Herbs

The most important part of herbology is the combining of herbs to make effective remedies, yet it is the least understood. Part of the reason for this lack is the understanding the the lack of an effective classification system for herb use. Many systems have been tried, some classifying by plant part or by humoral theories or by botanical family or by color and morphology.

Regardless of the particular system used, however, it is apparent that herbs fall generally into five major categories based on their active constituents. These are: Aromatic (volatile oils), Astringents (tannins), Bitter (phenolic compounds, saponins, and alkaloids), Mucilagnious (polysacharides), and Nutritive (food stuffs). Baca lebih lanjut

6 Komentar

Filed under Fitoterapi